Monday 1 February 2010

NiNawa

Ninawa

Dulunya,
Ninawa dipenuhi berhala yang buta,
yang tuli,
yang bodoh.
Datangnya Yunus dari kaum yang berbeza,
untuk memberikan petunjuk
ke jalan yang benar,
ke jalan yang selamat.
Mereka tidak mempedulikannya,
tidak menghiraukannya,
tidak membenarkannya.
Malah,
didustakannya,
diejeknya,
dimakinya.
“Aku hanya pesuruh Allah,
membenarkan yang dusta,
membetulkan yang palsu,
memberi cahaya kepada yang gelap”.
“Kami tidak akan mempercayaimu
wahai orang asing.
Kami tidak akan meninggalkan
apa yang kami kerjakan selama ini”.
Lalu,
Yunus berputus asa,
berputus asa di negeri asing,
membawa diri entah ke mana…
“Tunggulah azab dari Allah”
Ninawa didatangi angin yang mengganas,
awan yang mengerikan,
guruh yang menakutkan.
“Tidak, tidak, azab Allah telah datang,
benarlah kata-kata Yunus”.
Mereka mulai sedar,
mereka mulai takut,
mereka mulai harap.
“Ampuni kami Allah, Rahmati kami Allah”
Sungguh,
Allah Maha Pengampun,
Allah Maha Penyayang.
Dengan RahmatNya,
Ninawa kembali tenang,
Ninawa kembali terang.
“Kami beriman kepadaMu, Kami beriman kepada Yunus”
Tetapi,
di mana Yunus?
Tatkala umatnya memerlukan pimpinannya,
tatkala umatnya memerlukan ajarannya,
tatkala umatnya memerlukan tuntunannya.
Yunus membawa diri,
akibat dari Ninawa yang keras kepala,
yang mendustakannya,
yang memakinya.
Tapi, itu DULU.
Sekarang Ninawa bukan begitu.
Kenapa Yunus membawa diri begitu cepat?
Kenapa?
Allah Maha Mengetahui,
hanya Allah yang mengetahui segalanya.
Kapal ditumpangi Yunus bergoncang-goncang…
“Kita perlu korbankan SEORANG untuk
mengurangkan berat kapal”
Nama di undi siapakah orang yang akan dicampak.
Kali pertama, Yunus
Kali kedua, Yunus juga
Ketiga, Yunus juga.
“Benarlah, ini adalah balasan terhadap diriku
kerana meninggalkan kaumku tanpa perkenan Allah”
Yunus dicampak ke laut,
di malam gelap,
di laut bergelora,
di tengah-tengah lautan.
Si paus menelan Yunus hidup-hidup.
Yunus berduka-cita,
Yunus memohon ampun kepada Allah,
Yunus merasa kesal tidak terhingga.
“Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau,
Sesungguhnya aku tergolong dalam orang-orang
yang menzalimi diri sendiri”
Dengan izin Allah,
si paus meludahnya ke pantai.
Allah memerintahkan Yunus kembali ke Ninawa.
Alangkah terkejutnya Yunus,
alangkah bahagianya Yunus,
alangkah bersyukurnya Yunus.
Ninawa tiada lagi berhala,
hanya yang tinggal…
Ninawa yang memuji Allah
Ninawa yang mentaati Allah
Ninawa yang menyembah Allah.
Subhanallah, Maha Suci Allah.
“Serulah, berdakwalah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (sopan dan lemah-lembut). [An-Nahl : 125]

No comments:

Post a Comment